Jumat, 30 Maret 2012

Karya Tulis Ilmiah


Ini adalah karya ilmiah untuk pemenuhan tugas Bahasa Indonesia
Check this out!!



Pemahaman dan Minat Baca Siswa/i Kelas X SMA Negeri 8 Tangerang Tahun Ajaran 2011/2012 Terhadap Hikayat


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang 
Sastra Melayu Klasik sudah eksis di tanah air sejak abad ke-16 Masehi. Semenjak itu hingga sekarang gaya bahasanya tak banyak mengalami perubahan.Naskah pertama yang tertulis dalam bahasa melayu klasik berupa sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João III di Portugal berangka tahun 1521 Masehi. Bentuk-bentuk karya sastra melayu klasik yaitu Gurindam dua belas, hikayat, karmina, pantun, Seloka.
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang. Hikayat yang bahasanya sulit dimengerti atau terkesan baku membuat remaja sekarang ini sulit memahaminya sehingga membuat rasa malas muncul untuk membaca hikayat. Remaja sekarang ini mulai meninggalkan sastra melayu klasik termasuk hikayat dan lebih memilih karya sastra baru. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang minat dan kemampuan siswa mengenai hikayat.  Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa kelas X SMA Negeri 8 Tangerang mengenai hikayat.

1.2  Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
a.       Mengetahui seberapa minat siswa dalam membaca hikayat
b.      Mengukur kemampuan siswa dalam menentukan unsur instrinsik hikayat

1.3  Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa kelas X SMA Negeri 8 Tangerang mengenai hikayat, dan dapat meningkatkan minat membaca hikayat para siswa.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1  Sastra
2.1.1        Pengertian sastra
Sastra berasal dari kata “castra” yang artinya tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra adalah segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang biasa kita gunakan dalam konteks kebudayaan adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
Menurut KBBI arti sastra adalah:
a.       bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari);
b.      karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.
Pengertian sastra secara umum yaitu Hasil cipta manusia berupa tulisan maupun lisan, bersifat imajinatif, disampaikan secara khas, mengandung pesan yang bersifat relatif.
2.1.2        Manfaat Sastra
Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan dan amanat yang dikomunikasikan kepada pembaca.
Horatius mengatakan bahwa sastra itu berguna dan menyenangkan. Berikut adalah manfaat karya sastra.
a.       Karya sastra dapat membuat pembacanya terhibur melalui kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan.
b.      Karya sastra dapat menambah pengalaman intelektual dari gagasan, pemikiran, cita-cita serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
c.       Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
d.      Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra, terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk sebagai sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.

2.2  Sastra Melayu Klasik
2.2.1        Pengertian Sastra Melayu Klasik
Sastra melayu klasik sering disebut sastra Indonesia lama karena ada periodesasi sejarah sastra yang membedakan antara sastra lama dan sastra modern. Sastra melayu klasik telah berkembang sejak abad ke-16 Masehi. Sastra Melayu Klasik bermula dari cerita lisan secara  turun temurun atau leluri.
Berikut adalah ciri-ciri Sastra melayu klasik.
a.       Anonim, umunya tidak ditemukan nama pengarangnya
b.      Kurang dinamis, perkembangannya sangat lamban jika dilihat dari sudut pandang masyarakat sekarang
c.       Kurang rasional, kejadian yang diceritakan kurang masuk akal
d.      Istana sentris, isi ceritanya hanya berkisar dari kehidupan keluarga lingkungan istana
e.       Didaktis, memberi pelajaran kepada pembaca baik secara moral maupun religius
f.       Simbolis, kejadian yang ditunjukkan dalam bentuk perlambang
g.      Tradisional, mempertahankan kebiasaan atau adat istiadat
h.      Klasik imitatif, kebiasaan tiru meniru yang turun temurun
Sastra Melayu Klasik memiliki ciri-ciri khusus.
a.       Dimulai dengan menceritakan asal usul tokoh utama
b.      Tokoh utama hidup ditengah-tengah rakyat atau merakyat
c.       Diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut
d.      Tidak diketahui tahun awal munculnya cerita
e.       Tidak diketahui siapa pengarangnya
f.       Sangat kental dengan pengaruh islam
2.2.2        Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik
a.      Karya Sastra Melayu Klasik - Gurindam Dua Belas
Kumpulan gurindam karya Raja Ali Haji, Kepulauan Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas sebab berisi 12 masalah, diantaranya tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.
b.      Karya Sastra Melayu Klasik – Hikayat
Salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Baca Hikayat Hang Tuah
c.       Karya Sastra Melayu Klasik – Karmina
Populer disebut pantun kilat adalah pantun dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua langsung isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya dipakai untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
- Contoh:
"Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula"
d.      Karya Sastra Melayu Klasik – Pantun
Serupa puisi 4 baris, berciri sajak a-b-a-b attau a-a-a-a. Dua baris awal merupakan sampiran, umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris ujung bagian isi, sebagai tujuan pantun.
- Contoh:
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
e.      Karya Sastra Melayu Klasik – Seloka
Merupakan bentuk puisi Karya Sastra Melayu Klasik, berisi pepetah ataupun perumpamaan mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Lumrahnya ditulis empat baris menggunakan bentuk pantun atau syair, kadang kala bisa juga ditemukan pada seloka yang ditulis lebih dari empat-baris
- Misal:
Anak pak dolah makan lepat
makan lepat sambil melompat
nak hantar kad raya dah tak sempat
pakai sms pun ok wat ?
f.        Karya Sastra Melayu Klasik – Syair
Bagian puisi atau karangan dalam bentuk terikat, mengutamakan irama sajak. Biasanya berbentuk 4 baris, bernada aaaa, keempat baris itu mengandung makna penyair.
g.      Karya Sastra Melayu Klasik – Talibun
Sejenis puisi lama seperti pantun sebaba memiliki sampiran dan isi, tapi lebih dari 4-baris (bisa 6-20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, seterusnya.
- Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu

2.3  Hikayat
2.3.1    Pengertian Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.
Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
a.       Cerita Rakyat
b.      Epos India
c.       Cerita dari Jawa
d.      Cerita-cerita Islam
e.       Sejarah dan Biografi
f.       Cerita berbingkat
Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
a.       Melayu Asli
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur islam)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
b.      Pengaruh Jawa
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
c.       Pengaruh Hindu (India)
Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Bayan Budiman
d.      Pengaruh Arab-Persia
Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
Hikayat Bachtiar
Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri Hikayat :
a.       Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
b.      Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan
c.       Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
d.      Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
e.       Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
f.        Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik
g.      Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
h.      Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
i.        Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah

2.3.2    Unsur-unsur Hikayat
Unsur Intrinsik
a.       Tema dan Amanat
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.
Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
b.      Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
c.       Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :
a.       Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
b.      Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
c.       Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
d.      Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
e.       Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
f.       Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
d.      Latar dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.
e.       Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

2.4  Sastra  Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.

Ciri dari sastra baru yakni :
- Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
- Bahasanya tidak klise
- Proses perkembangan dinamis
- tema karangan bersifat rasional
- bersifat modern / tidak tradisional
- masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Tangerang, tanggal 25 sampai dengan 27 Februari 2012.

3.2  Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah buku panduan, koleksi buku di perpustakaan SMA Negeri 8 Tangerang, buku catatan, laptop, sarana internet, serta peralatan tulis menulis.

3.3  Metode
a.      Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa /i kelas X dan masih terdaftar sebagai murid di SMA Negeri 8 Kota Tangerang pada saat penelitian ini diadakan. Jumlah kelas di sekolah tersebut sebanyak 6 kelas.

b.      Sampel
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari populasi dimana karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi.  Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 siswa/i dari setiap kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari setiap kelas tersebut.

c.       Metode dan teknik survei
Penelitian dilakukan terhadap siswa/i SMA Negeri 8 Tangerang dengan cara pembagian kertas angket berisi soal atau pertanyaan mengenai hikayat.  Tes ini akan menjadi sumber informasi mengenai sebesar minat dan pengetahuan siswa SMA Negeri 8 Tangerang mengenai Sastra Melayu Klasik, terutama terhadap Hikayat.

d.      Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah lokasi penelitian ditetapkan, hasil survei dan tes kuisioner diperiksa kemudian dicatat. Data dfan informasi yang dicatat adalah jumlah nilai dari objek penelitian

e.       Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul ditabulasi, dicantumkan nama dan kelas, lalu jumlah skor yang benar dan yang salah, nilai individual, jumlah rata-rata dari keseluruhan objek yang diteliti. Setelah itu dibuat diagram, grafik, presentase dari tabel data.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menyebar tes tertulis ke siswa/i kelas X SMA Negeri 8 Tangerang, diperoleh hasil sebagai berikut :

No
Nama
Kelas
Jumlah Benar
Nilai
Keterangan
Ketertarikan Pada Hikayat
PG
Essai
1
Rzk
X-1
4
11
75
Lulus
Tertarik
2
Melyanti
X-1
2
11
65
Tidak lulus
Tertarik
3
Kevin
X-1
4
13
85
Lulus
Tidak Tertarik
4
Usnida
X-1
5
13
90
Lulus
Tertarik
5
Windadia
X-2
3
11
70
Lulus
Tidak Tertarik
6
Lulu
X-2
3
13
80
Lulus
Tidak Tertarik
7
Natasya
X-2
1
12
65
Tidak lulus
Tidak Tertarik
8
Riyandaya I.
X-2
1
12
65
Tidak lulus
Tidak Tertarik
9
Dita
X-3
2
13
75
Lulus
Tidak Tertarik
10
NN
X-3
3
14
85
Lulus
Tidak Tertarik
11
NN
X-3
3
14
85
Lulus
Tidak Tertarik
12
NN
X-3
5
12
70
Lulus
Tidak Tertarik
13
Tifany S.
X-4
1
13
70
Lulus
Tidak Tertarik
14
Nuikita
X-4
2
4
30
Tidak lulus
Tidak Tertarik
15
Rangga R.
X-4
2
11
65
Tidak lulus
Tidak Tertarik
16
Elisa
X-4
2
11
65
Tidak lulus
Tidak Tertarik
17
SFSL
X-5
2
13
75
Lulus
Tidak Tertarik
18
Bagas P.
X-5
3
10
65
Tidak lulus
Tidak Tertarik
19
Christian T. W.
X-5
3
4
35
Tidak lulus
Tidak Tertarik
20
PQF
X-5
1
11
50
Tidak lulus
Tidak Tertarik
21
Feny
X-6
1
12
65
Tidak lulus
Tidak Tertarik
22
Rizky T. R.
X-6
1
14
75
Lulus
Tidak Tertarik
23
Yuliyanti
X-6
1
13
70
Lulus
Tidak Tertarik
24
Nuansa Amalia
X-6
1
13
70
Lulus
Tidak Tertarik
Rata-rata Nilai
68,54166667



Keterangan:

100-86             : Sangat baik
85-75               : Baik
74-60               : Cukup
59-40               : Kurang
39-0                 : Sangat kurang

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut  :
1.      Minat baca siswa/i SMA Negeri 8 Tangerang terhadap hikayat tergolong RENDAH, hanya 3 dari 24 orang yang suka membaca hikayat. Sebagian besar alasan mereka tidak menyukai hikayat adalah karena bahasanya yang sulit dimengerti.
2.      Sebagian besar siswa masih kurang teliti dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik hikayat.
3.      Sebanyak 53,33% berhasil mencapai nilai 70 yang berarti pemahaman mengenai hikayat tergolong BAIK, sedangkan sisanya yaitu 41,67% tidak mencapai nilai 70 yang berarti pemahaman hikayatnya masih kurang, bahkan ada 2 siswa yang mendapat nilai sangat rendah yaitu 30 dan 35 yang berarti pemahaman mereka mengenai hikayat masih sangat kurang.
4.      Nilai rata-rata seluruh siswa tergolong CUKUP yaitu 68,5 yang menunjukkan mereka masih kurang mampu memahami hikayat dengan baik.
5.      Banyak siswa yang nilainya >70 tetapi tidak tertarik  untuk membaca hikayat
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa penelitian mengenai “pemahaman dan minat baca siswa terhadap hikayat”


5.2  Saran
Dari kesimpulan di atas, saran kami agar pemahaman dan minat siswa/i SMA Negeri 8 Tangerang terhadap hikayat meningkat adalah agar penyajian cerita hikayat harus dibuat lebih menarik misalnya dengan aplikasi gambar sehingga minat baca siswa/i meningkat, serta para guru juga diharapkan dapat memotivasi siswa agar mereka tertarik pada hikayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.